laila...
adakah kau sedar
tatkala majnun tenggelam dalam hiba
tatkala majnun mencari kasih mu
meraba dalam kerinduan
ya benar...cinta itu buta
majnun...
tahukah kau laila sudah bisu
tiada lagi kata harapan
tiada lagi kata pesanan
tiada lagi kata pedoman
buat menenangkan hati mu
dia terus membisu...
ketahuilah wahai pencinta agung yang setia
jeritan laila memanggil namamu
bergetar di segenap kalbu ku
bergema di gendang telinga ku....
ketahuilah majnun
kau melihatnya dari sudut mataku
indahnya bagai lukisan
halus bagai sutera
persis madah pujangga...
biarlah aku menjadi perantara
biarlah aku yang melukis cerita suka dan duka
biarkan aku mewarnakan kisah kamu berdua
biarkan aku abadikan
dalam lipatan nostalgis
Friday, March 12, 2010
sticker
deruan angin sayu tanpa bisikan namamu
kerdipan bintang pudar kerna sinarnya ada padamu
percayalh kasih andai ini sekian klinya
akulah yang parah merinduimu...
benar mata lebih jujur berkata cinta
berkali aku bertanya sendiri: dimanakah hati
apakah tak merasai dilaman rindu : di situ
lama mekar ia di hatimu...
acapkali ku dakaphanyalah bayang mu
namun kupendam rasa dalam rahsia
meluahkan kalbu padamu cukup aku tak mampu
namun tiadakah getarnya menyentuh jiwamu....
merisik khabar bahgia darimu
betapa tinta ku coret di lembaran hati
nan sayup kerdil dikejauhan:wahai angin kirimkanlah
moga berlabuh jua di sanubarimu...
denganmu aku lejas matang terasuh
lebih gagah lebih gah merempuh hidup
namun tiba masa kau pergi jua
sedang aku setia menanti akan kembalinya...
untuk ku sang puteri
saat terindah saat bersama mu
untuk ku sang puteri
diri ini semakin aku mengerti...
kerdipan bintang pudar kerna sinarnya ada padamu
percayalh kasih andai ini sekian klinya
akulah yang parah merinduimu...
benar mata lebih jujur berkata cinta
berkali aku bertanya sendiri: dimanakah hati
apakah tak merasai dilaman rindu : di situ
lama mekar ia di hatimu...
acapkali ku dakaphanyalah bayang mu
namun kupendam rasa dalam rahsia
meluahkan kalbu padamu cukup aku tak mampu
namun tiadakah getarnya menyentuh jiwamu....
merisik khabar bahgia darimu
betapa tinta ku coret di lembaran hati
nan sayup kerdil dikejauhan:wahai angin kirimkanlah
moga berlabuh jua di sanubarimu...
denganmu aku lejas matang terasuh
lebih gagah lebih gah merempuh hidup
namun tiba masa kau pergi jua
sedang aku setia menanti akan kembalinya...
untuk ku sang puteri
saat terindah saat bersama mu
untuk ku sang puteri
diri ini semakin aku mengerti...
fantasi
Apakah insan sesuci mu akan ku temui
Yang hadir sekadar dalam mimpi cuma
Apakah insan semurni budi mu
Tersembunyi dalam dunia nyata
Saat dan ketika bersama mu aku syukuri
Telah kau berikan bisikan semangat seribu erti
Pasti tiap detik kenangan mengajarkan aku erti dewasa
Namun terkadang kesunyian tanpa hadir mu mengusik jiwa
Biarpun hanya seketika
Biarpun lintasan sekelip mata
Dalam lipatan sejarah hati
Kekal namamu di sanubari
Kembali ku ke alam realiti
Insan seindah itu pastinya tersembunyi
Gagahkan hati mengharungi likuan ini
Suatu hari kutemui pasti
Yang hadir sekadar dalam mimpi cuma
Apakah insan semurni budi mu
Tersembunyi dalam dunia nyata
Saat dan ketika bersama mu aku syukuri
Telah kau berikan bisikan semangat seribu erti
Pasti tiap detik kenangan mengajarkan aku erti dewasa
Namun terkadang kesunyian tanpa hadir mu mengusik jiwa
Biarpun hanya seketika
Biarpun lintasan sekelip mata
Dalam lipatan sejarah hati
Kekal namamu di sanubari
Kembali ku ke alam realiti
Insan seindah itu pastinya tersembunyi
Gagahkan hati mengharungi likuan ini
Suatu hari kutemui pasti
Draft 1-1-1 KCPLB 3
Kali pertama aku bersua dengan mu. Kau hanya diam dan terus membisu. Namun dalam kebisuan itu seribu satu makna tersirat tanpa sepatah kata kata. Aku mampu mengerti dengan hanya jelingan mata mu yang sedang mengamit perhatianku .Kau hanya tersenyum. Tersipu malu. Tidak dapat aku gambarkan betapa gembiranya diriku ketika itu. Mata bertentangan mata. Biarlah hati yang berbicara bahasa cinta kita berdua. Raut wajah mu nan ayu membuat hati ini terus terpaku. Senyuman indah terlukis di bibirmu membuat aku rindu selalu. Amat berharap masa terhenti ketika itu.
Mengapakah engkau masih berselindung di balik kerudung putihmu? Mengapa masih bermain dengan perasaanku? Apakah bisa aku luahkan segunung rindu terbuku dihatiku. Tidakkah engkau dengari rintaihan hati yang sentiasa menyeru dan memanggil namamu? Saban hari,saban waktu akulah yang parah merindu. Permainan hati apa lagi yang menjadi gurau sendaanmu ? Akulah yang pasrah dalam permainan ini. Aku lah yang semakin tidak mengerti.
Engkau masih lagi berdiri di situ.Kaku. Haruman wangian kasih menyeluti segenap tubuh mu. Hanya selendang putih mu menjadi pengubat rindu. Telah terbuka segala ruangan hati hanya dengan wangian itu. Mengharapkan belaian manja suci seikhlasnya dari mu. Marilah ubati hati ku yang kian parah mencintai dirimu. Kasihanilah aku. Usahlah begini. Hampirlah pada ku,agar kudakap sekujur tubuh mu. Bukankah engkau telah menjadi milik ku?
Dalam kesamaran cahaya itu, engkau menghampiri. Bayu angin malam seakan mengiringi. Seakan mengerti bahawa hadirmu ini mengubat hati. Tiupkanlah ketenangan dijiwa ini duhai Puteri. Balutilah luka ini. Aku yang sekian lama menanti hadirmu. Hampirlah pada ku. Damaikanlah hati yang remuk redam hanya tergila-gilakan bayanganmu.Lekaslah Putri kerana aku sudah tidak mampu menahan gelora ini.
" Assalamualaikum, kanda, maafkan dinda. Putri hadir ketika ini hanyalah menggangu kanda."
Aku hanya mampu berdiam diri. Kehalusan wajah mu aku nikmati. Kelunakan bisikan suaramu aku hayati.
" Tidak mengapa Putri. Hadirnya Putri sememangnya kanda nanti-nantikan. Maafkan kanda bertanya, mengapa lambat? Tidak seperti selalu? "
" Ini ada kiriman dari ayahanda dan bonda, maafkan dinda jika membuat kanda menunggu sekian lama"
Mungkin kerana bungkusan ini yang membuat Putri terlewat daripada kebiasaanya. Aku lebih rela memaafkan dia daripada buruk sangka.
" Kanda, ada berita yang dinda ingin sampaikan tapi dinda segan."
Aku tidak sabar menantikan ayat seterusnya. Aku hanya sempat melihat Putri menundukan wajahnya yang ayu. Seakan mengumpul kudrat. Berat sangatkan tanggungan itu Putriku, izinkanlah menanggungnya bersama-sama mu. Aku dongakan dagunya dengan tolakan yang paling halus. Aku renung jauh ke dalam anak matanya lantas pandangan kami bertemu. Aku cuba memahami isi hatinya, walaupun hanya meneka cuma. Aku lihat matanya berkaca. Ada titisan halus terbit di situ. Aku kesat perlahan -lahan dengan penuh kasih.
" Mengapa bersedih Putri. Maafkan kanda sekiranya kanda melukakan hati dinda. Sungguh kanda tidak bermaksud begitu. Maafkan kanda jika terkasar bahasa. Jangan ditambah penderitaan kanda. Mengertilah Putri, kanda tidak sanggup melihat walau setitis air mata. Maafkan kanda "
Aku hanya melihat engkau mengeluh ringan. Tanganku kini telah kau alihkan untuk mengusap pipimu yang gebu. Aduh, aku lemah diperlakukan begini. Berbagai persoalan menyerang di benakku. Putri,jangankah menambah sebak di kalbu. Apakah kau kecewa kerana menerimaku ? Apakah beban di dalam kotak fikiranmu ? Mengapa masih bersembunyi sedangkan kita telah berjanji seikhlas hati walau apa pun terjadi kita tetap satu hati ?
Engkau masih tunduk membisu. Duhai Putri usahlah menambah duka hatiku, aku kian lemah dengan keadaan begini. Aku rangkul tubuhmu dalam dakapanku. Kau sembabkan wajahku ke dadaku. Jelas kedengaran esakan halus memecahkan kesunyian.
" Kanda, izinkan Putri... "
Putri hanya merenung mataku lantas dikucup dahiku. Tidak pernah dia berkelakuan begini. Digengam erat kedua tanganku. Seakan berpaut pada suatu harapan. Seolah-olah ingin menyampaikan satu hasrat supaya aku tenang menghadapinya. Putri begitu sukar melahirkan hasratnya.
" Dinda tak pernah menyesal walaupun sedetik bersama kanda. Kanda satu kurnian dari Allah buat dinda. Satu anugerah yang dinda harap-harapkan. Tiap waktu dan ketika hati ini sering tertanya, apakan dinda telah sempurnakan seluruh tanggungjawab dengan redha. Ampunkan dinda jika ada perkara yang menyakiti hati kanda tanpa dinda sedari. Tak pernah terlintas untuk mengkhianati kepercayaan yang kanda beri."
Aku diam. Aku bisu. Aku terharu. Runtuh segala tembok keegoaanku yang menggunung selama ini. Cair bersama sendu yang tak diundang. Luluh bersama sebak yang tiba-tiba datang. Ya Allah, sungguh aku tak dapat memahami kehendakMu. Insan sesuci ini Kau jadikan pakaianku. Masakan aku berhenti bersyukur tiap detik dan waktu. Insan sehinaku telah Kau muliakan dengan limpahan kurniaMu. Ampunilah aku kerana pernah menyimpan dendam terhadapMu. Insan semulia ini Kau zahirkan dalam dakapanku. Tiada satupun kesalahan yang pernah dilakukan. Semuanya disempurnakan dengan rela. Ya Allah, bantulah aku membaiki diri. Aku amat tidak layak mendapat insan semulia ini.
Aku hanya mampu mengusap bahunya tanda aku mengerti. Aku mencium dahinya tanda kasih.
" Putri tidak pernah salah. Segalanya kanda ampunkan. "
Engkau masih tertunduk malu.Perlahan-lahan menjauhkan dirimu dari ku. Telah kau muliakan aku dengan senyuman manis milikmu. Enggan aku lepaskan gengaman tanganmu. Aduh, senyumanmu sentiasa menawan hatiku. Cukup, hanya dengan itu bisa menenangkan seluruh gelora perasaanku. Engkau semakin menjauhkan dirimu.
" Kanda, maafkan Putri. Masa kian hampir. Eloklah dinda beredar dahulu. Nanti Putri berkunjung lagi. Ingatlah kanda, Putri sentiasa menanti saat indah bersama kanda. Perhatikanlah kiriman dari ayahanda dan bonda. Bersamanya harapan dinda. Bersamanya luahan rasa. Perhatikanlah....."
Sayup kedengaran rintihan suara itu. Perlahan-lahan engkau menghilang. Haruskah engkau pergi saat begini ? Saat aku begitu dahagakan manisan kasihmu. Saat hati mula berbicara bahasa kita. Saat aku begitu tega padamu. Kau kembali menyepi sedangkan aku kembali merindu.
Aku bertanya sendirian. Mengapa harus aku terjaga dari lena yang panjang ? Mengapa insan semurni itu hanya hadir dalam mimpiku ? Betapa aku dambakan kelembutan dan keaslian sentuhan kasih dan sayangmu. Kenangan yang begitu singkat tercipta namun cukup berbekas diseluruh jiwaku. Apakah insan setulusmu akan kutemui dalam realiti ? Cuma kenangan sesingkat itu bisa mengubah haluan hidupku. Ya Allah, dugaan apakah ini ? Aku sabar. Aku redha. Aku pasti ini hidayatMu. Aku pasti mutiara seindah itu tersembunyi. Aku pasrah. Aku serahkan segalanya padaMu. Permudahkan urusanku. Terimalah jihadku, insan mithali terus dicari.
Mengapakah engkau masih berselindung di balik kerudung putihmu? Mengapa masih bermain dengan perasaanku? Apakah bisa aku luahkan segunung rindu terbuku dihatiku. Tidakkah engkau dengari rintaihan hati yang sentiasa menyeru dan memanggil namamu? Saban hari,saban waktu akulah yang parah merindu. Permainan hati apa lagi yang menjadi gurau sendaanmu ? Akulah yang pasrah dalam permainan ini. Aku lah yang semakin tidak mengerti.
Engkau masih lagi berdiri di situ.Kaku. Haruman wangian kasih menyeluti segenap tubuh mu. Hanya selendang putih mu menjadi pengubat rindu. Telah terbuka segala ruangan hati hanya dengan wangian itu. Mengharapkan belaian manja suci seikhlasnya dari mu. Marilah ubati hati ku yang kian parah mencintai dirimu. Kasihanilah aku. Usahlah begini. Hampirlah pada ku,agar kudakap sekujur tubuh mu. Bukankah engkau telah menjadi milik ku?
Dalam kesamaran cahaya itu, engkau menghampiri. Bayu angin malam seakan mengiringi. Seakan mengerti bahawa hadirmu ini mengubat hati. Tiupkanlah ketenangan dijiwa ini duhai Puteri. Balutilah luka ini. Aku yang sekian lama menanti hadirmu. Hampirlah pada ku. Damaikanlah hati yang remuk redam hanya tergila-gilakan bayanganmu.Lekaslah Putri kerana aku sudah tidak mampu menahan gelora ini.
" Assalamualaikum, kanda, maafkan dinda. Putri hadir ketika ini hanyalah menggangu kanda."
Aku hanya mampu berdiam diri. Kehalusan wajah mu aku nikmati. Kelunakan bisikan suaramu aku hayati.
" Tidak mengapa Putri. Hadirnya Putri sememangnya kanda nanti-nantikan. Maafkan kanda bertanya, mengapa lambat? Tidak seperti selalu? "
" Ini ada kiriman dari ayahanda dan bonda, maafkan dinda jika membuat kanda menunggu sekian lama"
Mungkin kerana bungkusan ini yang membuat Putri terlewat daripada kebiasaanya. Aku lebih rela memaafkan dia daripada buruk sangka.
" Kanda, ada berita yang dinda ingin sampaikan tapi dinda segan."
Aku tidak sabar menantikan ayat seterusnya. Aku hanya sempat melihat Putri menundukan wajahnya yang ayu. Seakan mengumpul kudrat. Berat sangatkan tanggungan itu Putriku, izinkanlah menanggungnya bersama-sama mu. Aku dongakan dagunya dengan tolakan yang paling halus. Aku renung jauh ke dalam anak matanya lantas pandangan kami bertemu. Aku cuba memahami isi hatinya, walaupun hanya meneka cuma. Aku lihat matanya berkaca. Ada titisan halus terbit di situ. Aku kesat perlahan -lahan dengan penuh kasih.
" Mengapa bersedih Putri. Maafkan kanda sekiranya kanda melukakan hati dinda. Sungguh kanda tidak bermaksud begitu. Maafkan kanda jika terkasar bahasa. Jangan ditambah penderitaan kanda. Mengertilah Putri, kanda tidak sanggup melihat walau setitis air mata. Maafkan kanda "
Aku hanya melihat engkau mengeluh ringan. Tanganku kini telah kau alihkan untuk mengusap pipimu yang gebu. Aduh, aku lemah diperlakukan begini. Berbagai persoalan menyerang di benakku. Putri,jangankah menambah sebak di kalbu. Apakah kau kecewa kerana menerimaku ? Apakah beban di dalam kotak fikiranmu ? Mengapa masih bersembunyi sedangkan kita telah berjanji seikhlas hati walau apa pun terjadi kita tetap satu hati ?
Engkau masih tunduk membisu. Duhai Putri usahlah menambah duka hatiku, aku kian lemah dengan keadaan begini. Aku rangkul tubuhmu dalam dakapanku. Kau sembabkan wajahku ke dadaku. Jelas kedengaran esakan halus memecahkan kesunyian.
" Kanda, izinkan Putri... "
Putri hanya merenung mataku lantas dikucup dahiku. Tidak pernah dia berkelakuan begini. Digengam erat kedua tanganku. Seakan berpaut pada suatu harapan. Seolah-olah ingin menyampaikan satu hasrat supaya aku tenang menghadapinya. Putri begitu sukar melahirkan hasratnya.
" Dinda tak pernah menyesal walaupun sedetik bersama kanda. Kanda satu kurnian dari Allah buat dinda. Satu anugerah yang dinda harap-harapkan. Tiap waktu dan ketika hati ini sering tertanya, apakan dinda telah sempurnakan seluruh tanggungjawab dengan redha. Ampunkan dinda jika ada perkara yang menyakiti hati kanda tanpa dinda sedari. Tak pernah terlintas untuk mengkhianati kepercayaan yang kanda beri."
Aku diam. Aku bisu. Aku terharu. Runtuh segala tembok keegoaanku yang menggunung selama ini. Cair bersama sendu yang tak diundang. Luluh bersama sebak yang tiba-tiba datang. Ya Allah, sungguh aku tak dapat memahami kehendakMu. Insan sesuci ini Kau jadikan pakaianku. Masakan aku berhenti bersyukur tiap detik dan waktu. Insan sehinaku telah Kau muliakan dengan limpahan kurniaMu. Ampunilah aku kerana pernah menyimpan dendam terhadapMu. Insan semulia ini Kau zahirkan dalam dakapanku. Tiada satupun kesalahan yang pernah dilakukan. Semuanya disempurnakan dengan rela. Ya Allah, bantulah aku membaiki diri. Aku amat tidak layak mendapat insan semulia ini.
Aku hanya mampu mengusap bahunya tanda aku mengerti. Aku mencium dahinya tanda kasih.
" Putri tidak pernah salah. Segalanya kanda ampunkan. "
Engkau masih tertunduk malu.Perlahan-lahan menjauhkan dirimu dari ku. Telah kau muliakan aku dengan senyuman manis milikmu. Enggan aku lepaskan gengaman tanganmu. Aduh, senyumanmu sentiasa menawan hatiku. Cukup, hanya dengan itu bisa menenangkan seluruh gelora perasaanku. Engkau semakin menjauhkan dirimu.
" Kanda, maafkan Putri. Masa kian hampir. Eloklah dinda beredar dahulu. Nanti Putri berkunjung lagi. Ingatlah kanda, Putri sentiasa menanti saat indah bersama kanda. Perhatikanlah kiriman dari ayahanda dan bonda. Bersamanya harapan dinda. Bersamanya luahan rasa. Perhatikanlah....."
Sayup kedengaran rintihan suara itu. Perlahan-lahan engkau menghilang. Haruskah engkau pergi saat begini ? Saat aku begitu dahagakan manisan kasihmu. Saat hati mula berbicara bahasa kita. Saat aku begitu tega padamu. Kau kembali menyepi sedangkan aku kembali merindu.
Aku bertanya sendirian. Mengapa harus aku terjaga dari lena yang panjang ? Mengapa insan semurni itu hanya hadir dalam mimpiku ? Betapa aku dambakan kelembutan dan keaslian sentuhan kasih dan sayangmu. Kenangan yang begitu singkat tercipta namun cukup berbekas diseluruh jiwaku. Apakah insan setulusmu akan kutemui dalam realiti ? Cuma kenangan sesingkat itu bisa mengubah haluan hidupku. Ya Allah, dugaan apakah ini ? Aku sabar. Aku redha. Aku pasti ini hidayatMu. Aku pasti mutiara seindah itu tersembunyi. Aku pasrah. Aku serahkan segalanya padaMu. Permudahkan urusanku. Terimalah jihadku, insan mithali terus dicari.
rindu
Di Manakanku Cari Cinta Sebegini
Ya Allah
Jika aku jatuh hati
Jatuhkanlah hati ni kepada dia yang jatuh hatinya kepada Mu
Lebih daripada jatuhnya hatiku kepada Mu
Agar ku lebih tulus ikhlas jujur kepada Mu
Ya Allah
Jika aku jatuh cinta
Cintailah hati ini kepada dia yang cintanya kepada Mu
Lebih daripada cintanya hatiku kepada Mu
Agar aku lebih mengerti keluhuran dan keindahan Cinta Mu
Ya Allah
Jika aku menderita merindu
Rindukanlah hati ini kepada dia yang merindui kepada Mu
Lebih daripada rindu hatiku kepada Mu
Agar aku lebih menghayati kemanisan Rindu Mu
Ya Allah
Jika aku berkasih
berkasihlah hati ini kepada dia yang berkasih kepada Mu
Lebih daripada kasih hatiku kepada Mu
Agar aku lebih menyelami keistimewaan Kasih Mu
Ya Allah
Jika aku resah gelisah
Resahkanlah hati ini kepada dia yang resah kepadaMu
Lebih daripada resah hatiku kepada Mu
Agar aku lebih menikmati resah di sepertiga malam Mu
Ya Allah
Gerakanlah segala anggotaku dengan kudrat dan iradat Mu
Tempatkanlah aku bersama hamba Mu yang kau beri nikmat Mu
Aku pohonkan keredhaan Mu atas segala urusanku
Agar aku lebih tenang damai bersyukur selalu
Ya Allah
Jika aku jatuh hati
Jatuhkanlah hati ni kepada dia yang jatuh hatinya kepada Mu
Lebih daripada jatuhnya hatiku kepada Mu
Agar ku lebih tulus ikhlas jujur kepada Mu
Ya Allah
Jika aku jatuh cinta
Cintailah hati ini kepada dia yang cintanya kepada Mu
Lebih daripada cintanya hatiku kepada Mu
Agar aku lebih mengerti keluhuran dan keindahan Cinta Mu
Ya Allah
Jika aku menderita merindu
Rindukanlah hati ini kepada dia yang merindui kepada Mu
Lebih daripada rindu hatiku kepada Mu
Agar aku lebih menghayati kemanisan Rindu Mu
Ya Allah
Jika aku berkasih
berkasihlah hati ini kepada dia yang berkasih kepada Mu
Lebih daripada kasih hatiku kepada Mu
Agar aku lebih menyelami keistimewaan Kasih Mu
Ya Allah
Jika aku resah gelisah
Resahkanlah hati ini kepada dia yang resah kepadaMu
Lebih daripada resah hatiku kepada Mu
Agar aku lebih menikmati resah di sepertiga malam Mu
Ya Allah
Gerakanlah segala anggotaku dengan kudrat dan iradat Mu
Tempatkanlah aku bersama hamba Mu yang kau beri nikmat Mu
Aku pohonkan keredhaan Mu atas segala urusanku
Agar aku lebih tenang damai bersyukur selalu
draft - KCPLB
Daunan masa berguguran ke bumi
cinta kudup di tangkai hati
hela nafas terkadang terhenti
mencari dirimu tiada lagi
sedangkan hanyut di alam fantasi
indah lelapku dibuai mimpi
terukir nama mu disekeping hati
apakah mungkin terulang kembali
saat bersamamu amat ku syukuri
selembut sutera senyum diberi
di balik senda tawa mu aku mengerti
redha kasihku menumpang di sisi
cuma bayangmu milikku kini
kenangan selamanya kekal abadi
kerinduan kini bertandang lagi
terdayakah menepis sekian kali
terjaga lenaku merenung pelangi
takkan dapat kita dimiliki
mungkin begitu takdir di sini
aku redhakan dikau pergi
hati kecil bertanya sendiri
begitu indah di alam fantasi
mengapa harus kita kembali
meredah onak dunia realiti
cinta kudup di tangkai hati
hela nafas terkadang terhenti
mencari dirimu tiada lagi
sedangkan hanyut di alam fantasi
indah lelapku dibuai mimpi
terukir nama mu disekeping hati
apakah mungkin terulang kembali
saat bersamamu amat ku syukuri
selembut sutera senyum diberi
di balik senda tawa mu aku mengerti
redha kasihku menumpang di sisi
cuma bayangmu milikku kini
kenangan selamanya kekal abadi
kerinduan kini bertandang lagi
terdayakah menepis sekian kali
terjaga lenaku merenung pelangi
takkan dapat kita dimiliki
mungkin begitu takdir di sini
aku redhakan dikau pergi
hati kecil bertanya sendiri
begitu indah di alam fantasi
mengapa harus kita kembali
meredah onak dunia realiti
Subscribe to:
Posts (Atom)